Jumat, 06 Oktober 2017

Kualitas Pembelajaran

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah melalui peningkatan mutu proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran Guru memegang peran yang sangat penting. Pemilihan dan pengembangan metode, model, dan strategi pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Mulyasa (2004) bahwa kualitas pembelajaran pada suatu sekolah dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil pembelajaran pada sekolah tersebut.

Proses pembelajaran harus dalam suasana yang kondusif agar siswa dapat belajar dengan semangat, bergairah, rajin dan penuh harapan. Prayitno (2004:V), menyatakan bahwa suasana indolensi (tidak semangat, malas, bosan, murung, tanpa harapan) mengarah pada kondisi suasana belajar yang tidak kondusif. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran dimana siswa kurang antusias dalam menghadapi tugas-tugas atau proses pembelajaran dalam kelas. Kondisi ini nampak dimana siswa tidak memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran, seringnya ijin untuk meninggalkan kelas pada saat proses pembelajaran dengan berbagai macam alasan sampai dengan tidak masuk sekolah.

Kualitas pembelajaran dapat diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis pengajar, anak didik, kurikulum dan bahan ajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikulum (Sudjana,1992).

Sebagai suatu proses, pembelajaran yang berkualitas dapat dilihat dari interaksi siswa dengan siswa dan siswa dengan guru yang menumbuhkan aktivitas belajar. Jadi, semakin sering siswa dilibatkan dalam pembelajaran atau semakin aktif siswa maka semakin baik (berkualitas) pembelajaran yang diselenggarakan. Sementara itu sebagai suatu hasil, pembelajaran dikatakan berkualitas baik jika pencapaian hasil belajar sesuai dengan indikator keberhasilan. Sardiman (2008) menggunakan beberapa indikator yang memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran siswa dan mutu proses yang terjadi. Indikator-indikator yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) antusias menerima pelajaran, (2) konsentrasi dalam belajar, (3) kerja sama dalam kelompok, (4) keaktifan bertanya ketepatan jawaban, (6) keaktifan menjawab pertanyaan guru atau siswa lainnya, dan (7) kemampuan memberikan penjelasan.

Ciri-ciri kualitas pembelajaran dapat dikatakan berkualitas dilihat dari segi proses jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran selain menunjukkan motivasi belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Dari segi
hasil, terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel