Salah satu upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah adalah melalui peningkatan mutu proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran Guru memegang peran yang sangat penting. Pemilihan
dan pengembangan metode, model, dan strategi pembelajaran yang tepat diharapkan
dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat
Mulyasa (2004) bahwa kualitas pembelajaran pada suatu sekolah dapat dilihat
dari segi proses dan segi hasil pembelajaran pada sekolah tersebut.
Proses pembelajaran harus dalam suasana
yang kondusif agar siswa dapat belajar dengan semangat, bergairah, rajin dan
penuh harapan. Prayitno (2004:V), menyatakan bahwa suasana indolensi (tidak semangat, malas, bosan, murung, tanpa
harapan) mengarah pada kondisi suasana belajar yang tidak kondusif. Hal ini akan berpengaruh terhadap
kualitas pembelajaran dimana siswa kurang antusias dalam menghadapi tugas-tugas
atau proses pembelajaran dalam kelas. Kondisi ini nampak dimana siswa tidak
memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran, seringnya ijin untuk
meninggalkan kelas pada saat proses pembelajaran dengan berbagai macam alasan
sampai dengan tidak masuk sekolah.
Kualitas pembelajaran dapat diartikan
sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis pengajar, anak didik,
kurikulum dan bahan ajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam
menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikulum
(Sudjana,1992).
Sebagai suatu proses, pembelajaran yang
berkualitas dapat dilihat dari interaksi siswa dengan siswa dan siswa dengan
guru yang menumbuhkan aktivitas belajar. Jadi, semakin sering siswa dilibatkan
dalam pembelajaran atau semakin aktif siswa maka semakin baik (berkualitas)
pembelajaran yang diselenggarakan. Sementara itu sebagai suatu hasil,
pembelajaran dikatakan berkualitas baik jika pencapaian hasil belajar sesuai
dengan indikator keberhasilan. Sardiman (2008) menggunakan beberapa indikator yang
memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran siswa dan mutu proses yang
terjadi. Indikator-indikator yang digunakan adalah sebagai berikut: (1)
antusias menerima pelajaran, (2) konsentrasi dalam belajar, (3) kerja sama
dalam kelompok, (4) keaktifan bertanya ketepatan jawaban, (6) keaktifan
menjawab pertanyaan guru atau siswa lainnya, dan (7) kemampuan memberikan
penjelasan.
Ciri-ciri kualitas pembelajaran dapat
dikatakan berkualitas dilihat dari segi proses jika seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental,
maupun sosial dalam proses pembelajaran selain menunjukkan motivasi belajar
yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.
Dari segi
hasil, terjadi perubahan perilaku yang positif pada
diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar