Minggu, 01 Oktober 2017

BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING)

Strategi pembelajaran mastery learning (belajar tuntas) merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran mastery learning merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh John B. Caroll dan Benjamin Bloom pada tahun 1971. Belajar tuntas menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas untuk meningkatkan unjuk kerja peserta didik (dalam hal ini peserta didik sebagai peserta pembelajaran) ke tingkat pencapaian suatu pokok bahasan yang lebih memuaskan (Joice and Weil dalam Wena,2014:184). Model pembelajaran ini terdiri atas lima tahap, yaitu: (1) orientation (orientasi); (2) presentation (penyajian); (3) structured practice (latihan terstruktur); (4) practice guided (latihan terbimbing); dan (5) independent practice (latihan mandiri). Kelima tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a.    Orientation (orientasi)
Pada tahap orientasi ini dilakukan penetapan suatu kerangka isi pembelajaran. Selama tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, tugas yang akan dikerjakan dan mengembangkan tanggung jawab siswa. langkah-langkah penting yang harus dilakukan dalam tahap ini, yaitu: (1) guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan syarat-syarat kelulusan; (2) menjelaskan materi pembelajaran serta kaitannya dengan pembelajaran pembelajaran yang pernah ada serta pengalaman sehari-hari peserta pembelajaran dalam melaksanakan tugasnya; dan (3) Guru mendiskusikan isi pembelajaran dan tanggung jawab peserta pembelajaran yang diharapkan selama proses pembelajaran.

b.    Presentation (Penyajian)
Dalam tahap ini Guru menjelaskan konsep-konsep atau keterampilan disertai dengan contoh-contoh. Guru mengajak peserta berdiskusi karakteristik konsep, aturan atau defenisi serta contoh konsep, menyajikan kepada peserta untuk mengidentifikasi langkah-langkah kerja keterampilan dan memberikan contoh untuk tiap langkah keterampilan yang dilatihkan. Penggunaan media pembelajaran, sangat dibutuhkan dalam mengajarkan konsep dan kerampilan. Dalam tahap ini juga perlu diadakan evaluasi seberapa jauh peserta pembelajaran telah paham dengan konsep atau keterampilan baru yang baru dilatihkan. Dengan demikian peserta pembelajaran tidak akan mengalami kesulitan pada tahap latihan berikutnya.

c.    Structured Practice (latihan terstruktur)
Dalam tahap ini Guru memberi peserta pembelajaran  contoh praktik penyelesaian masalah, berupa langkah-langkah penting secara bertahap dalam penyelesaian suatu masalah/tugas. Langkah penting dalam mengajarkan latihan penyelesaian tugas adalah dengan menggunakan berbagai macam media (misalnya LCD proyektor) sehingga semua peserta pembelajaran bisa memahami setiap langkah kerja dengan baik. Dalam tahap ini peserta pembelajaran perlu diberi beberapa pertanyaan, kemudian Guru memberi balikan atas jawaban peserta pembelajaran.

d.   Guided Practice (latihan terbimbing)
Pada tahap ini Guru memberi kesempatan pada peserta untuk latihan menyelesaikan suatu tugas, tetapi masih di bawah bimbingan. Dalam tahap ini Guru memberikan tugas yang harus dikerjakan peserta, namun tetap diberi bimbingan dalam menyelesaikannya. Melalui kegiatan latihan terbimbing ini memungkinkan Guru untuk menilai kemampuan peserta dalam menyelesaikan sejumlah tugas dan melihat kesalahan-kesalahan yang dilakukan peserta. Peran Guru dalam tahap ini adalah memantau kegiatan peserta dan memberikan umpan balik yang bersifat korektif jika diperlukan.

e.    Independent Practive (latihan mandiri)
Tahap latihan mandiri merupakan inti dari strategi ini. Latihan mandiri dilakukan apabila peserta telah mencapai skor unjuk kerja antara 85%-90% dalam tahap latihan terbimbing. Tujuan latihan mandiri adalah menguatkan atau memperkokoh bahan ajar yang baru dipelajari, memastikan peningkatan daya ingat/retensi, serta untuk meningkatkan kelancaran peserta dalam menyelesaikan tugas. Kegiatan praktik dalam tahap ini tanpa bimbingan dan umpan balik dari guru. Kegiatan ini dapat dikerjakan di kelas atau berupa pekerjaan rumah. Peran guru dalam tahap ini adalah menilai hasil kerja peserta setelah selesai mengerjakan tugas secara tuntas. Jika perlu atau masih ada kesalahan, Guru perlu memberi umpan balik. Secara operasional kegiatan Guru dan peserta pembelajaran selama proses pembelajaran dapat dijabarkan dalam tabel berikut:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel